PANCASILA

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
  5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia


Perlu dipahami kembali butir-butir "Thagut" diatas, supaya yang merasa anti dengan adat dan budaya sendiri kembali sadar di mana bumi dipijak

Get this widget [ Here ]
Latest Posts

Minggu, 28 November 2010

GUNUNG BERAPI

Suasana Wilayah Candi Terbesar di Jawa Tengah Prambanan dimana terdapat Candi Brahma, Wisnu dan Siwa yang megah diantara Candi Seribu tidak terpengaruh dengan Meletusnya Gunung Merapi, hanya saja Kaca rumah pada bergetar ketika suara Gemuruh Merapi memuntahkan Material Vulkanik kerah Selatan dan Barat, dari Prambanan jelas terlihat Merapi dengan badan Menganga menuju seolah ke Prambanan yang terletak di selatan Gunung yang terkenal dengan Legenda sabdopalon Nayagenggong nya.

Dimana sebelum meletus ada Awan bergambar Petruk yang sempat didiskusikan di TV. oleh Para Pakar antara lain Pakar Telematika Roi Suryo, Permadi SH anggota DPR RI dll. yang sangat percaya pada Legenda leluhur Sabdopalon yang dalam Pewayangan adalah Semar.

Candi Seribu ini terbentuk bak Legenda Ketika Bhatara Wisnu menitis ke Dunia Nusantara waktu itu yang Penemu Dunia Bulat Columbus belum lahir, Bhatara Wisnu menjadi Raja Maospati [Terletak di Madiun sekarang jadi Pusat Lapangan Terbang TNI AU] dengan nama Arjuna Sasrabahu, Dewi Sri Permaisurinya juga Turun  menjadi Dewi Citrawati Putri Raja magada, akhirnya karena memang jodoh dijauh hari Kehidupan sebelumnya maka Arjuna Sasrabahu pun melamar Dewi Citrawati, dimana Sang Dewi meminta agar Taman Sari di Kadewatan dipindahkan ke Dunia hingga Jawa menjadi Surga Dunia Buah Para Dewa bisa tumbuh dan dinikmati Manusia serta dikembang biakkan ke Dunia antara lain Salak, Duren, Mangga dll, Demikian juga Cerita Bhatara Siwa yang turun ke Dunia dan Permaisuri nyapun ikut Turun sama seperti Dewi Citrawati Permaisuri Siwa yang bernama Roro Jonggrang yang juga sebagai Dewi Durga Mahisa Wardhini minta syarat agar dibikinkan Seribu Candi.

Seribu Candi hanya terbentuk 999 Candi yang keseribu adalah Arca Durga Mahisa Wardhini atau Sang Dewi Roro Jonggrang, Candi Terbesar adalah Candi Siwa, Candi Brahma dan Candi Wisnu yang masih lestari hingga saat ini, dan menjadi andalan Parawisata Jawa Tengah, Dimana Pusat Acara Tahun Baru Saka majapahit tetap dirayakan di Candi ini yang kebetulan Panitia giliran dipegang 2010 ini oleh Bapak Putu GM Hotel Dhana Mangkunegaran Solo, dimana dalam acara ini hadir Brahmaraja XI dan GRP Prawiradipura yang juga sebagai panitia Nyepi dengan Mendak Tirta ke Candi Boko.

Dalam situasi Meletusnya Merapi terlihat hilir mudik Kendaraan Para Relawan dan Militer untuk Evakuasi, terlihat juga hilir mudik Pik Up hitam yang satu satunya bisa masuk ke Kali Gendol daerah bahaya Awan Panas, Truk pengambil batu pun dialihkan mengambil batu kewilayah di Candi Boko untuk dikirim ke Sragen, dimana Para Sopir sangat akrab berbincang dengan Sopir Pik Up sambil minum Es Gronjong yang wira wiri di Boko hingga bale rante, bahkan Pik Up hitam ini suka nongkrong di sebelah Pegadaian Prambanan tempat Mbah Poerwo, dimana Para Cantrik Mbah Poerwo sibuk memperbaiki Terpal Pik Up bernomor Polisi Kadhiri itu yang robek terpalnya akibat abu Merapi. Ternyata Sopir Pik Up itu adalah Brahmaraja XI.

Dari Merapi kita menuju Kaki Gunung Penangunggan yang mirip Merapi, Kaki Gunung yang terkenal memiliki Candi Jolotundo tempat Prabu Airlangga ini suasananya sangat aman dan damai, Sebuah Desa yang bernama "Ngelawang" baru mengadakan Ruwat Desa agar Penenggungan tidak Meletus,

Desa ini mempunyai Pusat Pendidikan Brigade Mobil Polisi Daerah Jawa Timur [Brimob Polda] juga tempat Pelatihan Anti Teroris serta Lapangan Tembak, Suasana Minggu 14/11 terdengar Letusan Letusan Tembakan Pistol dan Bedil dilapangan Yang Papan tembaknya berlatar belakang Gunung Penanggungan.

Kembali Pik Up hitam datang dilapangan Tembak, Sopir Pik Up ini turun dan dibantu beberapa Polisi menurunkan alat Menembak, dan mulailah Pria berbaju Kuning ini menembaki Papan Segi empat ada Bulatannya, begitu Peluru habis kertas sasaran tembak pun diganti baru, Selesai latihan Pistol disusul latihan nembak Senapan Laras Panjang, dan Pria yang memakai Pik Up ini membuka baju Kuningnya serta mengurai rambutnya yang sebahu dan hanya mengenakan Kaos lalu menembaki Papan Sasaran Tembak. Ternyata Pria rambut sebahu ini adalah Brahmaraja XI. Bukan sekedar latihan menembak, tapi Beliau juga Sowan leluhurnya, di Ngelawang terdapat 15 Gua Peninggalan Zaman majapahit dimana masih terbuat dari Batu Bata ukuran besar. Dimana salah satu Gua ini bisa tembus ke Bali yang pernah masuk adalah Mbah Paimo pada 1954, Beliau sampai ke Gunung Agung di Karang Asem dan pulang nyebrang Selat Bali naik Jukung ada Layarnya, hingga membuat heboh dan didiskusikan 1983, dan oleh Pakar dari Jepang yang ahli membuat Terowongan bawah laut dibenarkan, Bayangkan Para Pakar Terowongan Tokiyo-Osaka, Inggris- Prancis dll yang berhasil membuat Terowongan sampai saat ini belum bisa membuat Candi Borobudur Keajaiban Dunia ketuju, jadi masuk akal bila Orang Zaman Dahulu sangat mumpuni, hanya sangat disayangkan leluhur sudah tidak dipoercaya Bangsa ini demi Agama.

Cerita Pewayangan juga oleh Bangsa ini dikatakan dari India, padahal di India tidak ada Gunung Arjuna, juga Candi Bima, Arjuna, Semar dll, Padahal sesuai Lontar India dikatakan bahwa Hanoman diutus Sri Rama ke Bali Dwipa mencari Dewi Shinta, dan terbukti Rahwana adalah Putra Maya Denawa Raja Tapak Siring Bali. Karena dibakarnya Lontar Lontar majapahit di Era Kejatuhan Brawijaya oleh Demak yang Islam [Sejarah Kadhiri] maka Pengetahuan sangat minim, Lontar pun lestari di Bali dan disimpan di Gedung Kertiya Buleleng, inipun membutuhkan penyelidikan yang panjang, karena sejak 1965 kurang dipelajari dan Para Pembaca Lonbtar kini sudah pada Almarhum, bahkan ingin belajar Tulisan Kuna pun harus belajar ke Universitas Leden Belanda, Bahasa yang diutamakan di Negri ini adalah bahasa Arab, Hingga Bahasa Indonesiapun jadi "Mesin Pembunuh" bila Ujian Nasional [UN] yang banyak diberitakan di Media Cetak dan TV.

Juga Kekerdilan dan Kemelaratan dan Mental Budak bangsa ini sudah tidak bangga dengan kebesaran majapahit yang Kaya Raya dan menguasai Nusantara, dimana Para Pakar sangat Ironis mengatakan Gajah Mada menjaring Piring Emas di Segaran Trowulan, Raja Majapahit di Era Zaman keemasan, bila makan Piring Emas nya dibuang, ini sangat maklum bila piring Emas 18 karat kalau habis dipakai bila dicuci berbau Anyir [Jawa: Amis] jadi sekali pakai dibuang dan waktu itu Emas sangat murah untuk apa dijaring kembali ?, lalu China mengirim Piring dan peralatan dari Keramik hingga banyak ditemukan sampai saat ini bila menggali Tanah bekas Kerajaan. Hal ini dijelaskan Brahmaraja XI yang sangat bangga dengan leluhurnya yang Adiluhung, dimana kini banyak Peninggalan Purbakala yang malah dijual, hingga makin mengaburkan Sejarah bangsa yang besar ini, Sedang Bung Karno Penggali Pancasila dan Pendiri Republik ini dalam tiap  Pidatonya selalu mengagungkan Majapahit, Prabu jayabaya dan Para Mpu masa lalu, dan ini tidak dibahas, tapai Agama Beliau malah dibahas.

Dulu kita bangga menjadi Bangsa yang besar, Juga Berdiri diatas kaki sendiri, Pemersatu Asdia Afrika dengan Agama-Nasional-Komunis [NASAKOM] Kini ? hanya bangsa Budak yang banyak mati disiksa dan diperkosa wanitanya tapi mendapat Gelar "Pahlawan devisa" sungguh Ironis, Sultan Bolkiah punya 1 Km2 dan 1 sumur minyak bisa terkaya di Dunia, kita yang punya Nusantara hanya jadi bangsa Budak diantara Budak [kata Metro TV] Blog ini banyak menulis Kenyataan tapi malah dituduh Menghujat Agama Islam, aneh tapi nyata, Padahal Film Sejarah Islam yang berhasil menumpas Kristen dengan merubah Gereja Gereja Jesus model Gothe jadi Masjit dan dan juga Kuil Siwa Tadj Mahal yang dijadikan Rumah Harem sangat  dibanggakan banyak diputar di TV dan dirilis Blog ini agar menjadikan bangsa ini sadar, tapi malah dibelokkan ke Agama, dan dikatakan Radikal menghujat Islam. padahal Pesan Bung Karno "Jangan meninggalkan Sejarah" hanya dipidatokan tanpa diresapi, juga Sumpah Pemuda 1928 banyak yang tidak tahu, Kitab Agung dan Mulia karangan leluhur yang tak kalah Hebatnya dengan Dunia luar seperti Nastrodamus dan Wahyu Injil juga malah dianggap tahayul, mau jadi apa bangsa yang sudah tidak percaya Sejarah dan kebesaran bangsanya ? lihat bangsa Bar Bar saja sangat bangga dengan leluhurnya, dan Fosil Homoneandher Thaleinsis Solo yang berusia 1,4 juta tahun malah diberitakan berwisata ke Normadia yang bar bar waktu itu. Leluhur kita Bangsa Pelaut seperti dalam lagu "Nenek Moyangku Bangsa pelaut".



[Ditulis Ki Lampoeng Prambanan dan Ki Tanggung Lawang di Edit Andhika masih bersambung] 
read more...

Senin, 20 September 2010

Asal-Usul Pelinggih Menjang Sluwang Majapahit

Di petik dari : Babad Dalem Majapahit
   
Diceritakan Ida Pandita Siwa Budha yang bergelar Usman Aji dan Ajisaka diutus oleh Ratu Tanah Jawi yang  memelihara Pulau Jawa, karena pulau Jawa adalah sangat suci.

Keberangkatan keduanya ini membawa pengikut sebanyak 5.020 orang laki-perempuan. Yang memerintah di Majapahit pada saat ini Prabu Bhrawijaya V. Tetapi Majapahit dikacaukan oleh Islam sehingga banyak putri beliau lari beragama Islam.

Adapun putri Bhrawijaya V(banyak istri selir) dari Jawa berputra I Bondan Kejawan. Putrinya dari Danuja berputra Arya Damar, putrinya dari Papua berputra I Lembu Peteng .Di kisahkan di tempat lain yaitu Ki Arya Damar memerintah di Palembang dan bergelar Prabu Palembang.

Setelah Majapahit ditinggalkan oleh Arya Damar pergi ke Palembang menjadi Adipati Palembang, ada juga putra beliau yang bernama Arya Sampang yang setelah dewasa diutus untuk ikut kepada kakaknya Arya Damar. Arya Sampang diangkat menjadi patih yang bernama patih Samplangan.
Diceritakan julukan para Arya dari dulu seperti Arya Bleteng, Arya Sentong, Arya Benculuk, Arya Waringin, Arya Belog. Sang Arya Samplangan dulunya memilih Arya Jelantik, Arya Pangrurah Dawuh, Arya Palasan, Arya Dalancang, Arya Sidemen, dan Arya Batan Jeruk dll dst-nya.

Diceritakan kemudian Putri Cina(Putri Cempa) setelah 12 tahun hamil dan lahirlah Raden Patah.
Patih Gajah Mada dan Patih Supandria yang mempunyai tugas yang berbeda seperti Patih Gajah Mada menjadi Penguasa atau Panglima dan Patih Supandria menjadi Empu, Patih Gajah Mada lah yang menurunkan Pasek sebanyak delapan buah sedangkan Patih Supandria mendirikan Warga Pande sebanyak lima buah. Putra dari Patih Gajah Mada bernama I Pasek Pangasih, I Pasek Bandesa I Pasek Tangkas, I Pasek Ngukuhin, I Pasek Pagatepan. Anak Ki Patih Supandria adalah Pande-mas, Pande-gong, Pande-wijil, Pande-wesi yang kesemuanya menjadi pemuka di kerajaan Majapahit.

Juga putri Cina ketika hamil delapan tahun melahirkan Raden Kusen, Raden Patah dan Raden Kusen disuruh menghamba ke Majapahit. Tetapi Raden Patah membelok ke Gresik dan Raden Kusen menuju Majapahit. Raden Patah sesampai di Gresik menghadap kepada-Raden Guru Syeh Maulana. Raden Patah dipungut dan diajar Agama Islam. Setelah Raden Patah mahir dengan ajaran-ajaran Islam, disuruh datang ke Majapahit untuk menggantikan Prabu Majapahit atas asutan Syeh Maulana, Raden Patah mengambil istri yang bernama Dewi Supitah disahkan oleh para pendeta sekalian. Setelah itu atas petunjuk dari Raden Syeh Maulana(Guru Islam dari Arab) mendirikan Kerajaan Demak. Atas perintah dari Raja Majapahit V(ada dalam serat/babad Darmo Gandul ketika Brawijaya V terpaksa ikut Islam),-Raden Kusen menjadi Senapati melakukan penyerangan ke Demak. 
 
Di situ terjadi perdebatan antara kedua orang kakak beradik  tersebut. Dalam peperangan ini wafat lah prabu Demak (Raden Patah). Setelah itu Raden Kusen kembali ke Majapahit menghadap kepada Prabu Brawijaya ke V dan disuruh untuk menyudahinya karena menimbulkan aib sendiri sesama keluarga besar Majapahit, Tetapi para bahudanda Demak seperti Adipati Pengi, Adipati Giri, Adipati Tegal membelot mengadakan penyerangan ke Majapahit atas asutan Syeh Maulana, sehingga Majapahit terdesak, Putra Majapahit Brawijaya V yang bernama Raden Lembu Peteng dilarikan serta disembunyikan di Maospahit. Sang Prabu Oka(Raden Lembu Peteng/Raden Gugur) hasil perkawinan dengan permaisuri beliau/Putra Sah Penerus Kerajaan disuruh mengungsi agar keturunannya yang Sah selamat dari kepungan Islam Demak, terus lari mengungsi siang malam karena dikejar oleh pasukan Demak untuk di Islam-kan, tetapi beliau dibantu oleh seekor Kijang/ Menjangan untuk melarikan diri dan diturunkan di Selat Banyu Arum (Banyuwangi tepatnya di Batu Dodol sekarang).

Perjalanan beliau dilanjutkan ke Bali lewat segara rupek(Pura Segara Rupek sekarang) dan sampai di Pulaki(Singaraja barat sekarang) diiringi oleh para Pendeta Siwa Budha dan rakyat sekalian, Besoknya perjalanannya dilanjutkan sampai ke Batur dan diutusnya Arya Sampang/Arya Samplangan mendirikan puri di Mengwi. Ida Sang Prabu diceriterakan sampai di Puri Gelgel dan mendirikan, Puri yang bernama Puri Smarabawa. Di sini lah Agama Tirta dipertahankan serta dilaksanakan sebagai mana mestinya. Kemudian Sang Prabu Dalem Majepahit menempatkan para Arya seperti Dalem Ketut di Sanur, Arya. Jlantik di Karangasem, Arya Kepakisan ditempatkan di Tegal Ambengan Buleleng, Arya Sidemen di Pangalasan.dsb dst sampai saat ini untuk menghormati Ida Dalem Majapahit maka seluruh Keturunan Beliau termasuk pengiring-pengiring beliau untuk membuat Palinggih/Palungguh Menjangan Seluwang(kijang atau Menjangan yang telah menyelamatkan beliau sampai ke Bali-dwipa..............
   
Diceritakan pasukan/pengikut setia Beliau I Gede Bendesa Manik Mas di Jimbaran yang berasal dari Banjar Gading Wani Tegeh(Pura Tegeh Sari Jimbaran sekarang) ada putranya yang bertempat di Pujungan bernama I Gede Tebya. Putranya di Beratan bernama I Gede Jagra. Diceritakan Ida Padanda Dwijendra/Pranda sakti Wawu Rauh/Sabdopalon=nama Jawa sebagai Pengabih Prabu Brawijaya V(Serat Babad Darmogandul) pergi ke Gelgel diiringkan oleh Ki Bandesa Manik Mas. Ida Padanda sampai di Sumedang, beliau memprelina rakyat sebanyak 800 orang karena putrinya Dewi Swabawa(berstana di Pura Melanting Buleleng sekarang) disembunyikan orang rakyat tersebut. Desa itu kini diberi nama Pulaki.

Para Pangeran dari Purusa seperti I Gede Pasek Gelgel, I Gede Bandesa Manik Mas, I Gede Dangka, I Gede Gaduh, I Gede Ngukuhin, I Gede Tankenyudurian, I Gede Kabayan, I Gede Pamregan, dan I Gede Abyan Tubuh. Para pangeran dari Pradana adalah I Gede Bala Pulasari, I Gede Bandem, I Gede Salahin, I Gede Komoning dan I Gede Lurah. Diceritakan keturunan dari Pangeran I Pasek Gelgel yaitu sebanyak delapan orang yang bernama Pangeran Gelgel, Pangeran Abyan Tubuh, Pangeran Selat, Pangeran Sebetan, Pangeran Dangan, Pangeran Batur dan I Pangeran Anyaran.

Keturunan Pasek Bali yaitu Pasek Kedisan, Pasek Sukawana, Pasek Taro, dan Pasek Celagi, Keturunan I Bandesa Gelgel adalah I Bandesa Gelgel dan I Pangeran Manik Mas. Pangeran Manik Mas menurunkan I Gede Manik Mas dan I Gede Pasar. Badung, I Gusti Nengah Sebetan Karangasem menjalankan daya upaya untuk menghancurkan Ida Dalem Bali(Majapahit Bali ), dengan cara Ida Dalem diutus datang ke Besakih. Tetapi sampai di Karangasem, Sri Aji Dalem dikurung serta dipenjara/ ditawan(Moksah di Besakih) atas kesalahan ini biar tidak tulah sama Sri Aji Dalem Majapahit Bali maka semua harus membikin Palinggih Menjangan Seluwang. Dengan demikian para Putra Dalem lari terlunta-lunta meninggalkan Puri Gelgel tak tentu rimbanya atau misteri..........sehingga BALI ADALAH MAJAPAHIT...........makanya semua masyarakat Bali di Pura Merajan/Leluhur/Kawitannya ada Pelinggih/Palungguh Menjangan Seluwang, berani tidak membikin tanggung sendiri akibatnya kena Tulah/kwalat dari Bhisama Bhatara Dalem Majapahit..........bersambung.
   
Nama/ Judul Babad :
   
Babad Dalem Majapahit.
Nomor/ kode :
   
Va.5961, Gedong Kirtya, Singaraja.
Koleksi :
   
Ajin Dayu Putu Remrem.
Alamat :
   
Geria Bantas, Penarukan, Kerambitan, Tabanan.
Bahasa :
   
Jawa Kuna Tengahan.
Huruf :
   
Bali
Jumlah halaman :
   
56 lembar/halaman.
Ditulis oleh :
   
Da Ba Sa ring Geria Bantas Manuaba Panarukan.
Colophon/ Tahun :
   
Puput sinurat ring rahina Sa., Ka., Wayang, Tang., Ping.5. Sasih 8, rah 6, Teng,, ping,9, Isaka jagat 1896, tahun Masehi 1976. Kasurat antuk titiang Da Ba Sa, ring Geria Bantas Manuaba, Panarukan.
read more...

Selasa, 07 September 2010

MAJAPAHIT, PIS BOLONG DAN BALI BERHUBUNGAN

Uang Kepeng China di Bali masih dipakai Odalan, Bahkan Para Balian Bali bila meramal seseorang membacanya dari Uang Kepeng ini secara kerauhan, Tanggal 1-11-2009 jam 17.00 wita Pratima Prabu Airlangga dipendak dan diiring ke Pura Majapahit GWK, malamnya hujan lebat mengguyur Jimbaran dan Ungasan wilayah GWK, Dan hari ini terulang kembali. (2010).



Pagi yang cerah berkumpul di Pendopo Pura Ibu Jimbaran, Mangku atau Pandita Majapahit versi Keraton Mangkunegaran  dalam Penghargaan PLKJ 2010, Kadek Moyo, Ko Hin, Andik,dll Hyang Suryo mengeluarkan beberapa biji Uang kepeng / China untuk dibacakan artinya kepada Ahli Tulisan China Mbah Lie Hong Tjie, dimana Tulisan Uang Kepeng ini dijelaskan, biarpun hanya "Empat Huruf" tapi dapat diketahui Jaman, Raja yang berkuasa, kapan Uang ini dibuat contoh Cien Lung Thung Pao, dimana uang ini dibuat Pada masa pemerintahan Raja Cien Lung dinasti Ching  1736-1795 M , Jadi empat Huruf pada Uang China ini cukup bisa menjelaskan secara detail riwayat Uang Kepeng itu sendiri, Bahkan menurut Kadek Moyo Balian/Dasaran Bali bila meramal juga menggunakan Uang Kepeng, dan secara Kerauhan bisa menceritakan Riwayat seseorang dan tentunya disertai Sesaji,


Di suasana sangat segar dan adem, tanah masih basah karena malamnya habis hujan yang sebelumnya Bumi Majapahit Bali sangat panas merangas dan hujan ini memang pertanda menyambut Odalan Prabu Airlangga di GWK sebagai titisan Batara Visnu (Air, tirta) pada hari ini dalam kalender Bali Majapahit jatuh pada Brahma Purnama kalima.


Kisah sejarah ini diawali Mbah Lie Hong Tjie menulis dengan tangan yang keriput karena usia, tapi sangat berapi-api menceritakan tanpa gemetaran serta menterjemahkan secara gamblang. Kalimat pertama yang dijelaskan tentang uang kepeng itu mempunyai hubungan dengan sejarah Majapahit yang sudah banyak dilupakan oleh bangsa ini. Uang bolong ini bisa mengungkap sejarah tanpa di rekayasa. Hubungan antara Majapahit, Odalan dan uang bolong bisa dideteksi hanya dari satu uang kepeng yang tulisannya sudah disalin di lontar modern. Salah satunya kutipannya mengatakan, silahkan didiskusikan banner disamping kiri untuk para pakar !.
Mbah Lie Hong Tjie juga menceritakan makna sebuah tulisan/aksara China yang banyak mengandung banyak kisah filosofi untuk sejarah kebudayaan bangsa. Pantas saja aksara/tulisan China dilarang pada masa Orba karena mereka akan mengetahui sejarah bangsa sendiri dan akan membanggakan kebudayaan bangsa sendiri hingga tidak mudah dikibuli oleh yang sekarang mengibuli dengan sejarah dari bangsa arab,israel hingga rakyat ini menjadi tidak memahami sejarah bangsa sendiri...nasib apes dan ironis.


Justru moment odalan di Bali sangat memakai adat dan budaya leluhur salah satu yang membuat sempurna adalah uang kepeng/pis bolong yang juga pada jaman Majapahit uang ini dipakai untuk mempersatukan Nusantara dan ini bukti juga apablia ahli arkeologi maupun masyarakat umum menemukan barang peninggalan pasti ditemukan uang bolong ini. Tidak sahlah Upacara tanpa uang bolong. Majapahit di Bali untung masih ada Sanggah, Merajan, Paibon hingga Pura Kawitan biarpun dikalim Hindu seakan-akan berasal dari India karena disodorkan Kitab Weda. Dan mayoritas KTP di Bali ditulis Hindu. Hanya kalau Odalan dan lain sebagainya masih memakai pis bolong dan banten atau sesaji seperti untuk Mecaru sesuai lontar dan Bhisama leluhur masa Majapahit yang lestari di Bali. Majapahit adalah Siwa Buda konsep berbakti kepada leluhur kalau dijawa di simbolkan Lingga-Yoni atau Orang Tua sebelum menuju Tuhan.









read more...

Minggu, 05 September 2010

MAJAPAHIT DAHA JENGGALA KADIRI MASA KINI

Alun-Alun Daha Dahulu pernah jadi Kantor Bupati Kediri, disini banyak ditemukan Benda Purbakala Patung Patung Dewa Leluhur Kerajaan Daha/Kadiri/Jenggala, Benda Purbakala dipindah ke Musium Gunung Kelotok 15 km dari Alun Alun Doho. 


Ada Sumur Peninggalan Majapahit yang cukup angker ditempat ini, Hari tertentu Ada Dewi Berpakaian Putih keluar dari Sumur, Tak jauh dari Sumur berdiri megah Hotel Bismo, di Alun Alun berdiri Patung Pahlawan Kemerdekaan Bismo. Seberang hotel ada Mal/Pusat Perbelanjaan Baru saja diresmikan, jadi Alun Alun sudah bukan Lapangan tapi seperti Taman saja,dimana Malam hari tempat berjualan serba ada dari sate Bekicot sampai Kambing. Barang pun serba ada dari jepit rambut sampai vidio game. 


Tapi Kesakralan masih menghantui tempat ini, banyak para Spiritualis Meditasi, Semedi ditempat ini mencari Wangsit. Disinilah tempat tinggal Brahmaraja XI bila berada di Kediri, yaitu di Hotel Bismo dimana Beliau masih dipanggil Sang Prabu. Hotel Bismo milik cucu Tan Koen Swie Pahlawan Budaya dan bukunya diakui sebagai 'SEJARAH KOTA KADIRI" yang diakui baik masyarakat maupun Pemerintah Kota Kediri Jawa Timur, Buku itu dilarang dibaca diera Orde Baru 1966-2000'. Yang berisi Ramalan Sabdopalon. Pada 2003 disinilah dipusatkan Ngeruwat Kota Kediri oleh Hyang Bhatoro Agung Suryo Wilatikto, acara pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit [berita terdahulu] di Kadiri banyak Kerabat Hyang Suryo, bahkan Leluhurnya disarekan di Gunung Kelotok. 


Peninggalan Sejarah Kota Kadiri sangat sesuai dengan Buku Tan Koen Swie karena bisa dilihat dengan mata telanjang bukan gaib, contoh Patung Totok Kerot/Durga yang di Kepruk Sunan Bonang kini berdiri Tegak dengan bahu kanan sempal/putus kena hantaman/Kepruk'an Sunan Bonang sang Wali yang anti Berhala/Musrik/Tohut/Patung. Desa Gedah yang dikutuk pun masih ada, Bahkan Pada Hari jadi Kota Kadiri 23-3-2002 ketika Brahmaraja XI lagi di Hotel Bismo 'Ono Suworo Tanpo Rupo" suara tanpa ada Orang berbunyi "Nyang ngo Selomangleng" ber ulang-ulang. 


Akhirnya Brahmaraja XI yang biasa dipanggil Eyang Suryo pergi mengikuti suara tadi ke Selomangleng yaitu Guwa Pertapaan Dewi Kilisuci, ternyata sampai disana bertemu seorang Pertapa. " lha, Kowe wis tak enteni ngger, ontong kupingmu apik iso nrimo wisik" Kamu sudah saya tunggu nak, untung telingamu bagus bisa mendengar suara niskala/gaib. 


Demikian Sabda Sang Pertapa, Singkat Cerita Eyang Suryo dipertemukan Prabu Airlangga, Mpu Bharadah, Prabu Joyoboyo, Dewi Kilisuci, Dewi Sekartaji, Panji Asmorobangun, Buto Lucoyo, Para sesari Pepunden sekeliling Gua Selomangleng Gunung Kelotok Kediri [Salinan tertulis, saat itu Buku Tan Koen Swie /Sejarah Kadiri belum diterbitkan] setelah rapat dengan Para Leluhur ini lalu Sang Pertapa memberikan Simbul Tanah Jawa, sepasang Keris Kembar Luk 13 [ada di Puri Gading] setelah pertemuan aneh ini Sang Pertapa berkata "Ngger, Duwe Deluwang karo potelot te? Aku arep nulis kanggo bukti kanggo Wong sing ora percoyo Gaib" Nak, Punya kertas sama alat tulis?, Saya mau nulis agar dapat dipakai bukti bagi orang yang tidak percaya Niskala, Eyang Suryo mengambil kertas di mobil PU AG 7000 NZ kebetulan ada kertas ber Kop Hotel SATELIT [Hyang Suryo Tinggal di Hotel Satelit bila di Surabaya] dan Balpoin, lalu diserahkan kepada Sang Pertapa, 


Lalu pertapa ini menuliskan tentang pertemuan dan siapa yang hadir, waktu itu memang sangat aneh tapi bagi Hyang Suryo biasa saja karena sudah sering bertemu alam lain cuman tidak berani cerita nanti dianggap bohong, kebetulan peristiwa ini Sang Pertapa mengerti membuat tulisan, Tulisannya Ejaan Zaman Belanda U pakai OE [tulisan Tan Koen Swie], Sang Pertapa bilang ini untuk bukti sudah bertemu dirinya. Hyang Suryo mancing bertanya " Mbah Kowe iki sopo to?" lalu dijawab "Lhah kowe Lali yo biyen kan bareng waktu jenengmu Sokro, Lha aku Topo terus tetep ngene lha kowe kan nitis bolak balik" hyang Suryo ya pura-pura ngerti, "oo, Yo Mbah aku rodok lali, mosok Sokro, lha Sokro iku sopo Mbah" lagi coba mancing karena Orang Dahulu tidak sekolah/kuliah dan jujur dijawab " iyo aku maeng kan jambal, yo wis sepurane Bhatoro Indro, pangkatmu luwih duwur" ini sedikit dialog yang diungkap ternyata belakangan ada yang bilang Sakra/Indra. Beliau Sang Pertapa memang Jujur/lugu karena jaman dulu tidak ada sekolah/Universitas, dan Karena Kemanungsan jadi mudah dipancing, kalau alam Roh sulit dipancing, Pertapa ini punya badan kasar, tapi bisa kumunikasi alam lain,jadi badan kasar panca indranya mudah diajak kumunikasi jujur. Jadi peristiwa aneh ini terjadi 23-3-2002 ternyata setahun kemudian 27-3-2003 Hyang Suryo meruwat Kota Kadiri, inipun baru diketahui setelah ditulisnya peristiwa aneh itu hari ini 19-9-2009. 


Kejadian Pertemuan justru Pura Majapahit Trowulan Lagi gawat di serbu dan diancam Bom Karyono dan sudah di tutup di larang kegiatan Hingga Hyang Suryo bisa keluyuran Sowan Leluhur. Karena di Trowulan ditutup itulah Hyang Suryo sering di Kediri atau di Surabaya kemudian Bali. Tulisan Sang Pertapa kini tertempel di Pusat Informasi Pura Ibu Majapahit sebagai bukti ilmiah, Ditambahkan 15-3 2002 Hyang Suryo dilantik sebagai Ketua IX Budaya Sepiritua Asli Nusantara untuk mengurusi Keluarga Mojopait Oleh Prof. DR. RM Wisnuwardhana Suryadiningrat di pendopo Agung Manunggale Kawula Lan Gusti Keraton Suryadiningrat Jogjakarta, kemudian diteruskan Wayangan di Alun Alun Suryodiningratan dengan Lakon 'Turunnya Wahyu Mahkuto Ramo", sepulang dari Jogja masih mampir di Solo Gelar Budaya 2002 di Mangkunegaran, kemudian ke Kadiri bertemu pertapa 23-3-2003. dan 27-3-2003 juga tidak sengaja diminta Meruwat kota Kediri jawa Timur.


Selanjutnya Gelar "Budaya Pemersatu Bangsa" di Bali hingga terwujut Pura Ibu Majapahit Jimbaran untuk Melinggihkan Leluhur agar bisa tetap di Odali, dan Odalan Baru dilaksanakan 9-9-'09 yang lalu dengan sukses, dan masih banyak informasi aneh tapi ditunjang bukti ilmiah, seperti Mahkota Mjapahit, nantikan informasi selanjutnya.***Lebih jauh dijelaskan bahwa Buku Tan Koen Swie / Sejarah Kota Kadiri baru didapat Awal 2009 dimana saat ada Pernikahan salah satu Cicit Tan Koen Swie Undangan Pernikahan dilampiri Sejarah Kadiri karangan Tan Koen Swie buku ini dikirim Pura Ibu awal 2009 setelah di Sah kan menjadi Buku Sejarah Kota Kediri, Juga Mangku GRP. Nokoprawiro membawa Copy Negarakertagama awal 2009 setelah Hyang Suryo meresmikan Candi Gajahmada di Kertosono yang dipugar Yayasan Negarakertagama, yang disebutkan oleh Ketua Yayasan Bpk. Harmoko penterjemahan belum selesai tuntas, sebagian Lontar ada yang terbakar. Ternyata setelah di cocok kan ada kemiripan Tokoh yang disebut dalam buku Tan Koen Swie tentang Buta Locaya. 


Soal nama Sokro ini pernah pada 1968 di Trowulan ketika Melepas Djaini Putra Bpk. Saguh Jurukunci Makam Pendopo Agung, bertemu seorang Pertapa dari Gunung Semeru yaitu Mbah Tjokro juga memangil Eyang Suryo Dik Sokro, ada 2X Orang memanggil Eyang Suryo Sokro/Sakra. Bakan sebuah Foto Kuna 1968 Eyang Suryo pakai Blangkon tercantum nama SOKRO menghormati Mbah/Rama/Eyang Tjokro/Cokro yang memanggil Sokro untuk Eyang Suryo.b Jadi selama ini yang menyebut Eyang Suryo dengan panggilan Sokro 2 Orang yaitu Eyang Semeru dan Eyang Kadiri.
read more...

SABDA PALON, BUDHA & MAJAPAHIT BERKAITAN

Ketika Budha pada hari Tri Suci Waisak 534 SM mokswa mencapai Parinirwana, 9 tahun kemudian yaitu 525 SM.



Beliau turun ditanah Jawa menemui Bhatara Siwa yang masih saudara Beliau yang berstana di Gunung Semeru, dan Sabdopalon berstana di Gunung Merapi. Usia Sabdopalon tahun 2010 adalah 2535 tahun. 


Sejak awal Sabdopalon bertugas Momong mendampingi Raja-Raja penguasa Tanah jawa dengan berpegang teguh Ageman Budha. dengan bukti Para Raja menciptakan Candi Budha terbesar didunia "BOROBUDUR" (juga diklaim Islam sekarang entah Arab).



Pada 1478 M Raja Brawijaya meninggalkan Ageman Budha menjadi islam, Sabdopalon Momong sisa Raja Majapahit yang berageman Budha hingga 1522M. Raja terakhir Budha yaitu Sri Wilatakta Brahmaraja V raja Jenggala.[JayasabhaX/Wisnuwardana VIII]. 


Sri Wilatikta Brahmaraja I / Bhatara Indra /Wisnuwardana I / Jayasabha III. adalah Raja Jenggala yang duplikat Pelinggihnya ada di Besakih. yang pada 1-1-2009 sempat dikunjungi Sri Wilatikta Brahmaraja XI dengan membawa Pratima Permaisuri Brahmaraja I untuk dilinggihkan di Pelinggih Beliau . Jadi Sabdopalon momong secara pisik/sekala berakir 1478 M, tapi secara Niskala beliau momong Raja berageman Budha hingga 1522 dimana Jawa ful dikuasai Raja islam. 


Kemudian secara Niskala Beliau Memimpin para Pandita sisa-sisa Majapahit 1525 menuju Bali dimana Bali harus dipertahankan agar Majapahit tidak punah, kebetulan Raja Bali masih mempertahankan Budha Shiwa ajaran Mpu Kuturan. yang sama dengan Ageman Majapahit. Secara pisik/sekala Pandita Dwijendra/Dahyang wawurawuh datang ke Bali memperkuat Pulau ini agar tidak bisa dimasuki ageman baru islam yang berhasil menguasai jawa. 


Dalam kemarahannya terhadap Raja Brawijaya yang meninggalkan ageman Budha, Sabdopalon mengucapkan janji bahwa klak 500 tahun setelah sirnanya Majapahit Sabdopalon akan datang bersama Momongannya untuk mengembalikan agama Budha ditanah jawa. Salah satu bukti  G.Sinabung meletus.



Sabdopalon juga membuat Pratanda kedatangannya. selisih waktu 1478 sampai 1522 adalah 44 tahun jadi tenggang ini bisa digunakan menggalang kesadaran, yaitu 1978 Aliran Kepercayaan masuk GBHN dimana ilmu kejawen/adat jawa maunya dilestarikan dengan payung hukum, tapi pihak islampun tahu tentang Sabdopalon jadi berusaha menghambat, dengan Bantuan Dajjal Arab yang berusaha menghancurkan adat budaya Majapahit dengan dalih agama islam yang mayoritas yang dipemerintahan R.I ada Juru tuduh sesat untuk menghancurkan budaya jawa, contoh 1965 punden-punden Leluhur dihancurkan,



Adat nyuguh, nyaji, nyumet dupa diberantas agar Leluhur hancur tidak dapat makan, orang pada dicuci otaknya agar membenci tanahnya untuk mencintai arab, agar bangsa ini dikutuk Leluhurnya jadi budak dan tinggal dibawah jembatan arab. bahkan siap mati jihad. (Metro Realitas Metro TV Minggu 05 September 2010 peristiwa Bali)


Pura Majapahit yang selalu odalan dan caru memberi makan Leluhur mau dihancurkan, karna gagal memerintahkan aparat R.I setempat antek arab agar menutup Pura Budaya. mengatasnamakan Mentri agama arab [mentri Budaya dianggap tai, biarpun kepercayaan masuk budaya] Mentri agama penguasa menganggap mentri lain tidak ada karena R.I sudah jadi negara Arab Indonesia karena oknumnya dianggap islam semua, lain islam tumpas. contoh bilkin Gereja sulitnya bukan main, padahal sama-sama muja allah. apalagi aliran lain. Leluhur yang mati belum islam masukpun dihancurkan. padahal hukum tidak boleh surut contoh Ahmadiah sudah ada 1925 hancur. 


Punden Danyang zaman Mjapahitpun hancur dianggap musrik. contoh Pelinggih Tunggulmanik selatan Segaran Trowulan 9-9-1999 jam 9 pagi dihancurkan, Gereja-gereja di Bom, dibakar. Saptodarmo jogya dihancurkan,  kerukunan agama di monas diobrak abrik dipukuli, dibubarkan, bulan puasa warung buka dioprasi pengunjung berlarian dikejar semua ini dipertontonkan di TV online seluruh dunia seolah Indonesia Negara Arab 1000 tahun yang lalu. Bom meledak dimana-mana Ali orang Arab ditangkap penyandang dana.  Bom Jihad Pengantin Surga sesuai Quran atau hadist terjadi baik di Bali Bom I, II juga ditempat lainnya atas kerja keras Densus 88 terungkap oknum atau kelompok keras dari agama Import dari Arab ini.


Demikianlah Indonesia, dimana menyulut Sabdopalon turun membuktikan Sabdanya 500 tahun yang lalu, karena rusaknya mental manusia yang diberi hidup enak ditanah sendiri malah cinta tanah arab.Alun minggah ing daratan/air laut naik kedaratan terbukti sudah, Banjir bandang juga terbukti longsor lumpur, Lindu pengpitu sedino/gempa 7 X sehari terbukti, Wereng Katah angdatengi/banyak wereng, terbukti. Saudagar tuna sedarum/saudagar bangkrut juga terbukti. dsb dst dll. soal detail Sabdopalon sudah banyak ahli memprediksi sampai internet penuh cerita Sabdopalon, biarpun bangsa arab menganggap Tahayul/dongeng biarlah, leluhur bangsa ini selalu dihina, sampai Trima Wahyupun orang jawa tidak boleh, contoh Sadek trima wahyu ditangkap pertapaannya gunung salak dihancurkan. yang boleh trima wahyu hanya orang arab/muhammad. 


Lia Eden ditangkap, pengikutnya dihaancurkan. dan masih banyak dituduh sesat rumahnya dihancurkan semua ini jadi tontonan sehari-hari disamping bencana ramalan Sabdopalon dalam layar TV, Tiap negara punya peramal jawa Prabu Jayabaya, Timur tengah Nastrodamus dll. bahkan Dunia waktu itu belum bulat, setelah Majapahit runtuh orang pada bikin Kapal layar mencari Nusantara sumber rempah-rempah, seperti Barthomeus Diaz, Fascodagama, Columbus menemukan dunia bulat. Sekarang dunia bulat Ramalan Arab ditrapkan di Nusantara tentu saja tidak cocok, yang cocok Jayabaya dan Sabdopalon. Ramalan Timur tengah di Wahyu cocok allah akan menghukum dengan api dari langit, bukan air bah nabi nuh. buktinya Irak kejatuhan Bom Amerika, dijatuhkan dari langit oleh pesawat terbang. jadi kita harus percaya pada ramalan dalam negri, adat, budaya sendiri, bukan import dari arab yang sudah ada ramalan Nubuatan/ramalan raja Nabukatnesar. 


Jadi alangkah lucunya orang jawa tidak percaya ramalan Raja bangsa sendiri yang titisan Wisnu pemlihara alam. inilah penyebab kita buta akan nasib negara sendiri warisan dari Leluhur karena memuja leluhur orang. Gajah didepan mata [Leluhur sendiri]tidak kelihatan, kuman disebrang lautan [arab] tampak jelas. ironis....


Islam menguasai tanah jawa tidak sampai 100 tahun, sebab Belanda saja 350 tahun Jepang 3,5 tahun meedeka 64 tahun, ini bukti islam tidak bisa mempertahankan Nusantara, sebabnya? orang islam arab tidak kenal angkatan laut, hanya numpas didaratan, pesisir dulu dikuasai, baru nyerang kepedalaman. Karena tidak memikirkan A.L maka suplai rempah-rempah ke eropa terbengkalai, negara Barat akhirnya membuat kapal laut sendiri untuk mencari rempah-rempah diawali Bartolomeua Diaz , Vascodagama, Marcopolo dan Columbus yang kesasar ke benua Amerika.



Sampai sekarang siapa yang punya Angkatan laut adalah penguasa dunia contoh : Inggris Singa Lautan, Amerika dengan kapal Induk nya yang bisa muat Pesawat terbang [baru demo di Sulut] sedang kita yang sudah dikuasai arab tidak bisa apa-apa, A.L kapal bekas tidak bisa menjaga Nusantara, pulau diklaim orang, negara dilecehkan, kesenian diklaim negara lain karena kita dianggap arab yang tidak punya seni, dalam negri lebih cinta arab ketimbang budaya sendiri. bangsa kita jadi bangsa kuli ke negri orang, bahkan tinggal dibawah jembatan di arab. 


Mangkanya marilah kita dukung Sabdopalon turun yang akan mengembalikan kejayaan Nusantara seperti Zaman Majapahit kita bersatu dan Negara Gemahripah Loh Jinawi, karena rak'yat nya mencintai Tanah airnya bukan arab. Mencintai Budaya Leluhurnya seperti Odalan, caru, nuguh Leluhur karena tanah subur makmur tidak seperti arab yang kering krontang.



Sekali lagi mari kita Odalan, Caru, nyuguh Leluhur agar kuat kembali tidak dijajah arab/segelintir orang yang mentrapkan tatacara arb 1000 tahun yang lalu. Ayo bangkitlah bangsaku, rak'yatku semuanya jangan kena ditipu budaya arab kuno hingga hilang sudah atau tidak mengenal lagi budaya sendiri akhirnya menjadi bangsa lebih kuno karena pemikiran rakyat sekarang kebanyakan Islam KTP bisa dicek ciri-cirinya adalah yang senang anarkis, koar-koar sesat dan suka mengintimidasi lainnya




















read more...

Jumat, 27 Agustus 2010

PLKJ beri penghargaan bagi pelestari budaya Jawa

Solo (Espos)–


Kolaborasi Mesias yang memainkan gitar dengan Ciwi yang memainkan kendang Jawa menjadi hiburan istimewa pada acara PLKJ Award XV tersebut. Mesias, 19, dan Ciwi, 14, juga menjadi bagian di antara masyarakat yang mendapatkan penghargaan sebagai pelestari budaya Jawa dari PLKJ.

Ya, di tengah arus globalisasi, PLKJ tetap berkomitmen untuk menyelenggarakan acara yang digelar tiap tahun sekali ini.


Sekretaris persedium PLKJ, Djadiroen Warongkogoeno menyatakan penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan dan kerja keras para tokoh masyarakat yang memiliki dedikasi tinggi melestarikan tradisi dan budaya leluhur.


Dari sekitar 110 penerima penghargaan tersebut, mereka memiliki berbagai macam latar belakang dan profesi. Di antaranya dari kalangan budayawan dan seniman, pengusaha, pegawai negeri sipil (PNS), hingga petani. Misalkan saja, Sutadi asal Klaten yang sudah lama berkecimpung dalam seni pedalangan, Hyang Brahmaraja sebagai Raja Abiseka Majapahit di Jimbaran Bali, serta Winarno petani yang setia sebagai pelestari budaya Jawa asal Ngawen, Gunung Kidul.


“Dengan penghargaan seperti ini, justru menjadi cambuk bagi saya untuk terus bisa menjaga budaya bangsa ini,” papar Hyang Brahmaraja kepada wartawan.


Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Purnomo Subagyo yang hadir dalam acara tersebut menyatakan, pemberian penghargaan dari pihak PLKJ  pantas diapresiasi

“Ini sekaligus menjawab ironi tentang istilah Wong Jawa Ilang Jawane. Maka dengan penghargaan PLKJ ini, khususnya masyarakat Solo, diharapkan bisa melestarikan dan mengembangkan kebudayaannya,” pungkasnya.












read more...

Kamis, 22 Juli 2010

Monopoli Surat Kawin (Wajah Nusantara kini)

Berita TV dan Koran tentang Umat Konghucu tidak bisa mengurus Surat Kawin karena Konghucu bukan Agama hal yang biasa, Bahkan sampai Gus Dur pun ikut membela di Sidang Pengadilan Negeri Surabaya Jawa Timur, Tetap saja Konghucu di Kalahkan karena Konghucu bukan Agama, Inilah bukti Kekejaman Islam yang tidak mengakui Agama selain Islam atau Kafir dan sekarang Konghucu sudah di Akui Agama tapi di TV 2010 Tulisan Kolom Agama "Konghucu" di KTP kembali dihilangkan karena alasan nya pakai file lama hingga membuat Umat Konghucu frustasi melihat Alasan Mundur yang tidak masuk Akal sehat, jadi hanya Tulisan di Kolom Agama demikian Pelit nya Islam yang di Anut Pegawai bagian computer KTP yang merasa se Iman dan se Agama Islam dan suatu Kebanggaan bila bisa mempersulit Orang yang bukan Islam inilah Watak yang sudah mengakar dan Ngoyot di Otak Bangsa ini, Hal ini biasa, Tapi Nasib Orang kecil di Desa Lamongan juga sama, Orang Kejawen yang bernaung di Himpunan Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa [HPK] pun Tidak bisa mendapatkan Surat kawin karena di Tingkat Desa hanya Kantor Urusan Agama Islam [KUA] yang ber Hak membuat Surat Kawin, Hingga DOKTOR Seomono  Soemodisastro Ketua HPK Jawa Timur dan Team nya mewakili Direktur Jendral [DIRJEN] Kebudayaan ketika di Pengadilan Negeri Lamongan juga kalah dengan Surat Edaran Mentri Agama kalau tidak salah No 11 atau 16 ? yang mengalahkan Undang Undang Dasar 45 dan Hukum di Negeri ini, Yang tidak jelas arti nya, akhir nya gagal lah Masyarakat Desa untuk diakui Perkawinannya karena bukan Islam, Juga waktu itu Orang Hindu Bali pun kalau kawin belum ada Surat nya hanya Sah didepan mangku dengan Sesaji Kawin juga tidak di Akui Republik ini, Jadi Surat Kawin yang Sah adalah Surat kawin Islam yang ada Tanda Tangan mentri Agama Islam nya, lainnya tidak sah karena Bukan Agama Islam.


Demikianlah Contoh diatas dalam hal Surat Kawin setelah Islam berkuasa sejak 1965-1966 dengan di Tumpas nya Bung Karno Pendiri Republik ini, Yang dengan Pancasila nya membentuk Kerukunan AGAMA-NASIONAL-KOMUNIS [NASAKOM] untuk kesatuan yang Pluralisme nya Bangsa ini serta Pancasila sebagai Dasar Negara yang diambil dari Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular "Bhinneka Tunggal Ika", Tapi Islam tidak mau dan Menumpas Nasional dan Komunis dengan Cap tidak ber Tuhan, Terbukti Jutaan Orang di bunuh termasuk Bayi nya dituduh Komunis dan mayat nya memenuhi Kali Brantas dan Bengawan Solo, Termasuk Sekolah China, juga Tulisan China dilarang karena China di tuduh Negara Komunis dan demi Islam Bangsa ini harus putus hubungan dengan saudara dari China, yang kini jauh Menyalip Negeri ini dengan bisa memproduksi Barang murah, dan Kebohongan Tidak ber Tuhan terungkap dengan Film Dewi Kwan Im dan Klenteng serta Vihara di China Lestari hingga menjadi Parawisata Ibadah umat Buda, Tao dan Konghucu negeri ini yang di Hancurkan Islam itu Kelenteng, Candi dan Patung Patung Leluhur nya, Memang Agama  Budha yang di Akui saja memuja Sidarta Gautama kan Leluhur bukan Tuhan ? sedang Islam langsung Allah / Tuhan Jadi Tidak salah Islam mengatakan China dan Bangsa ini Komunis Tidak ber Tuhan karena memuja Leluhur / Pik Kong yang bukan Tuhan padahal di Hukum Tuhan ke V disebutkan. "Hormatilah Orang Tua mu Supaya dapat Surga dan Usia yang Panjang" 10 Hukum Allah yang diterima Nabi Musa dan ada dalam kitab Taurat, Nabi Muhammad pun berkata di Quran "Pelajari Injil Taurat dan Jabur" malah Aliran Kepercayaan Injil, Taurat dan Jabur di Jakarta di Tangkap dengan Alasan Melecehkan Islam [TV] kena gebug Undang Undang / PNPS 1965 juga Aliran Aliran Sesat menurut Islam banyak di Hancurkan seperti Saptodarmo di Jogja. Aneh Tapi Nyata bukan ?


Jadi kalau Islam Datang berkata dengan Damai adalah Omong Kosong dan Penipuan, Melihat Tulisan lama Sejarah Kadhiri dimana Islam yang membakar Kitab kitab Budha diganti Quran dan Hadist Arab, Penduduk yang bukan Islam di Aniaya dan di Tumpas, hingga lari ke Gunung Gunung jadi Orang Hutan, yang untung ke Bali hingga bisa lestari melaksanakan Adat Budaya nya hingga detik ini, Juga melihat Kejadian 1965-1966 dimana masih didepan Pelupuk Mata Kekejaman / Kebengisan Islam menumpas bangsa ini hanya untuk menegakkan Sariat Islam Quran dan Hadist dengan membunuh Bangsa ini yang dituduh Kafir bahkan ketika Memotong Leher Orang Kafir berteriak "Allahuakbar" dan saksi nya banyak yang masih hidup kebanyakan Usia nya diatas 60 tahun mereka Trauma dan jadi sangat Pengecut, Keturunannya di Awasi dan KTP nya diberi Tanda ET [Ex Tahanan Politik] kalau pernah di Tahan dan OT [Organisasi Terlarang] untuk Para Keturunannya sedang Etnis China diberi Kode K [Keturunan] hingga bisa di Persulit setelah Aparat melihat Kode ini, Masih Untung Belanda datang dan Melindungi Candi Candi Peninggalan Leluhur juga Merestorasi nya, Serta menulis Sejarah Majapahit, Juga berhasil memperoleh Kitab Negarakertagama sebagian besar Terbakar dan Tak terbaca yang sebagian masih bisa diterjemahkan sekarang ini dan Demikian Indah dan Sempurnanya Maha Karya Sastra waktu itu dimana Nusantara berhasil di satukan sampai kalau kita ingin bisa membaca Kitab Kuna sejenis Negarakertagama harus Sekolah di Leden Belanda karena di Negeri ini bisa nya hanya membaca dan menulis Tulisan Arab.


Juga Buku Sabdopalon Noyogenggong yang meramalkan Kebangkitan majapahit 500 tahun dengan tanda tanda yang sudah bisa dilihat sekarang ini, Alun Minggah Ing Daratan atau Air Laut Naik ke Daratan Pagi ini TV menyiarkan Probolinggo, Semarang, Cirebon dll Air Laut Naik Kedaratan melanda Desa, Belum lagi Banjir Bandang, Gempa dan Terakhir Pageblug Pagi sakit sore mati, Juga TV memberitakan Kebakaran, Kematian Celaka bahkan sekeluarga dll ini mirip 1965-1966 dimana Kebrutalan dilakukan Islam terhadap Bangsa ini dengan Cap Komunis dengan Pembakaran dan Pembunuhan seperti di Blitar Selatan Penumpasan hingga 1970 an dan sudah di Ungkap berbagai Media juga TV seperti Kebohongan Media dan Film G 30 S PKI masa lalu hingga ada Alasan untuk Menumpas selain Islam dengan tuduhan Komunis yang tidak ber Tuhan sampai detk ini dengan UU / PNPS 1965 yang di Tolak Pencabutannya oleh Mahkamah Konstitusi 2010, Akibat nya ini Alam pun membalas jadi Brutal dan Ganas dikarenakan Penduduk nya sudah melupakan Alam Subur Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi yang di Pijak nya dan lebih mencintai Padang Pasir di Arab yang disebut Tanah Suci, Padahal Lagu Indonesia Raya 3 Stansa juga disebutkan Indonesia Tanah yang Suci tapi tidak pernah di Nyanyikan karena akan menyaingi Tanah Suci Arab.


Pengungkapan Sejarah Tentang Kekejaman Islam tidak akan Terjadi bila Islam tidak Menyerbu dan Nge Bom serta Menutup Rumah / Puro / Griyo / Dalem Raja majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI di Trowulan, Sebab Beliau adalah biarpun dianggap Orang Kecil yang JUJUR-SABAR-NARIMO tapi Seorang Diri dan Mandito tapi masih dilecehkan dan di Injak Injak Islam padahal Beliau masih sebagai Simbol Majapahit Nusantara [Bukan Indonesia kalau Indonesia nanti di Tuduh Makar] jadi Nusantara saja seperti Hal nya Republik Mimpi di TV kan bebas berkreasi dan di Tampilkan di TV di Era Globalisasi ini dengan Sindiran Nyata nya, Kami dari Team Universitas Marhaen, The Majapahit Center, The Sukarno Center dibawah Universitas Marhaen yang didirikan Bung Karno 1963 dan karena nama Bung Karno serta Buku Bukunya seperti Sukarnoisme, Marhaenisme di Larang Maka Universitas ini berganti Nama Mahendradata, akan terus mengungkap Sejarah yang selama ini di Tutupi dengan alasan SARA [Suku, Ras dan Agama] agar Masyarakat tahu Kebenaran Sejarah yang Hakiki dan jangan Takut dengan Sejarah itu Sejarah Perang Dunia sudah di Ungkap dalam Film Dokumenter Sejarah Penghancuran Patung Terbesar Budha di Afganistan oleh Islam juga Film Dokumenter nya di Putar di TV sangat detail dan Lengkap, Perang Vietnam dll yang tidak mempengaruhi Hubungan Antar Negara dan Investasi karena hanya Sejarah masa lalu yang di Anjur kan Pendiri Bangsa ini Bung Karno dalam Pidato Terakhir nya "Jangan sekali kali meninggalkan Sejarah" atau JASMERAH selamat mengikuti Blog ini seterusnya...


Salam MARHAEN !!!!!


[Juru Tulis dan Ilustrasi ditangani Team yang dipimpin Pandita GRP Nakha Prawiradipura yang didukung Kesejarahan dari Universitas mahendradata yang didirikan Bung Karno 1963 serta berpredikat Universitas Ter Tua di Nusa Tenggara dan The Sukarno Center, The Majapahit Center dan Perpustakaan lainnya dari Seluruh Dunia hingga menambah ke Akuratan dan Kasunyatan nya Sejarah ini]
read more...